Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia. Berlarilah tanpa lelah, sampai engkau meraihnya…
-Nidji/Laskar Pelangi-

Sayup-sayup, saya mendengar alunan melodi lagu Laskar Pelangi yang dibawakan dengan sangat apik oleh Nidji saat saya sedang mengikuti PKMJ yang diadakan oleh jurusan saya beberapa waktu yang lalu. Nuansa musik yang segar, dan didukung dengan lirik yang indah, membuat lagu ini berbeda, menurut saya. Entah kenapa, lagu ini memberikan kesan yang cukup mendalam bagi saya pada waktu itu, padahal sebelumnya, lagu ini terdengar sama seperti lagu-lagu lainnya.

Ada satu bagian dari lirik lagu ini yang menjadi favorit saya, yaitu bagian ‘mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia.. berlarilah tanpa lelah.. sampai engkau meraihnya..‘. Kenapa? Karena, lirik inilah yang telah membuat saya menyadari akan betapa berpengaruhnya sebuah mimpi bagi seseorang.

Sebelumnya, bagi saya, mimpi hanyalah sebuah ilusi atau kembang tidur yang hanya ada ketika kita terlelap. Mimpi tidak memiliki kekuatan apapun, bahkan hanya membuat seseorang tidak mau menyadari realita yang ada. Saya lebih mempercayai dan menyakini eksistensi dari ‘cita-cita dan harapan’ daripada ‘mimpi’. Tetapi, semua itu berubah setelah saya mendengar dan berusaha untuk memahami kata demi dalam lirik lagu tersebut.

Lalu, saya terpaku pada satu  kalimat dalam lirik tersebut yang berbunyi ‘mimpi adalah kunci..‘. Di dalam otak saya muncul berbagai pernyataan yang meragukan kalimat tersebut. Karena bagi saya, yang dibutuhkan oleh seseorang untuk terus bergerak maju adalah cita-cita dan harapan, bukannya mimpi yang hanya sebuah refleksi ilusi dari ketidak sanggupan seseorang dalam meraih sesuatu. Tetapi di sisi lain, seperti ada suatu persetujuan terhadap lirik ini, jauh di dalam hati kecil saya. Dari sinilah saya mencoba untuk memahaminya.

Setelah beberapa saat saya berusaha untuk bisa memahami bahwa mimpi memiliki suatu pengaruh yang besar, saya baru tersadar, bahwa cita-cita dan harapan yang saya miliki saat ini berawal dari sebuah mimpi sederhana yang telah ada sejak saya kecil dulu. Ya, mimpi memang merupakan kunci bagi seseorang untuk menaklukkan dunianya (kehidupannya) masing-masing, di mana ia adalah pemeran utamanya.

Tapi, ada satu hal yang perlu kita sadari. Kunci tetaplah sebuah kunci. Ia tidak dapat membuka sebuah pintu atas kehendaknya sendiri. Diperlukan usaha dari diri kita sendiri untuk bisa memanfaatkan kunci tersebut agar dapat membuka pintu yang kita tuju.

Begitu pula dengan mimpi. Mimpi selamanya hanya akan menjadi mimpi jika kita tidak berusaha untuk mewujudkannya.

Mimpi ibarat bensin yang menjadi bahan bakar dari suatu mobil bernama cita-cita, di mana kita adalah pengemudinya. Meskipun mobil tersebut dibekali dengan bensin yang penuh, tetap tidak akan bisa berjalan jika tidak ada usaha dari kita, sebagai pengemudi, untuk menghidupkan mesin dan menjalankannya.

Jadi, hargailah setiap mimpi-mimpi baik yang kita punya. Jika kita belum memiliki mimpi, maka cobalah untuk mulai bermimpi.

Beranilah untuk bermimpi, dan beranilah untuk mewujudkannya.


mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya

laskar pelangi takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
warna bintang di jiwa

reff:
menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada Yang Kuasa
cinta kita di dunia selamanya

cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau hidup kadang tak adil
tapi cinta lengkapi kita

laskar pelangi takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi

(Nidji-Laskar Pelangi)


Keep Struggle, Keep Hamasaah, Keep Istiqamah

(acr)

Orang yang kuat tidak dibuktikan dengan kekuatan fisiknya, tetapi dengan kemampuannya menguasai diri ketika ia marah” (diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a)

Marah. Satu kata yang teramat singkat, tapi memiliki akibat yang akan berbuntut panjang jika seseorang telah terkuasai olehnya.

Begitu besarkah pengaruh marah itu?

Yupz, rasa marah bisa saja berbuntut panjang jika kita tidak dapat mengendalikannya. Tidak bisa dipungkiri, rasa marah merupakan emosi alami yang dimiliki oleh setiap orang. Tua, muda; dewasa, anak-anak; miskin, kaya; laki-laki, perempuan, semua pasti pernah merasakannya. Tapi, bukan berarti karena setiap orang bisa merasa marah, maka setiap orang bebas untuk menunjukkan kemarahannya ya, apalagi dengan memaki-maki, atau berkata-kata kasar, seperti yang dilakukan oleh orang yang sedang dikuasai rasa marah pada umumnya.

Sungguh merupakan suatu kondisi yang sangat tidak mengenakkan ketika kita sedang dikuasai oleh amarah. Karena, ketika seseorang sedang diliputi olah rasa marah yang menggebu-gebu, ia tidak akan dapat berpikir jernih. Apa yang dikatakannya, apa yang diucapkannya, dan apa yang dipikirkannya menjadi tidak terkontrol, karena itu semua hanyalah luapan emosi yang ditunjukkan tanpa berpikir panjang.

Rasa marah juga seringkali membuat kita, tanpa sadar, melukai hati orang-orang di sekitar kita, entah itu melalui perkataan ataupun perbuatan kita. Padahal, ketika seseorang telah terlukai hatinya, akan sulit bagi kita untuk menyebuhkannya sampai tidak berbekas lagi. Bahkan, rasa marah yang tidak terkendali dapat menimbulkan berbagai macam tindakan yang berujung pada kriminalisasi. Bisa terbayangkan kan, bagaimana besarnya pengaruh dari rasa marah yang tidak terkendali itu?

Perlu kita sadari pula, rasa marah itu ibarat kobaran api yang siap membakar habis apapun yang ada di depannya. Semakin kita tidak dapat mengendalikannya, semakin besarlah kobaran api tersebut, dan itu berarti, semakin banyak pula yang terbakar di dalamnya.

Lalu bagaimana cara meredamkan, atau bahkan memadamkan kobaran api kemarahan tersebut?

Berikut ini adalah beberapa tips dari Adab al-Dunyaa wa al-Din, al-Mawardi agar kita dapat meredam rasa marah. Semoga bermanfaat.. ^_^

  • Zikir dengan bacaan yang dapat menghadirkan ketakutan akan murka Allah dan membawa kita menaati semua perintah-Nya. Firman Allah, Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kau lupa (al-Kahfi [18]: 24). Ikrimah memaknai jika kau lupa dengan “jika kau marah”. Allah juga berfirman, jika setan mengganggumu maka mohonlah perlindungan kepada Allah (Fushshilat [41]: 36).
  • Mengingat efek dari emosi, seperti ‘penyesalan’ atau ‘dendam’. Ahli hikmah berkata, “Marah terhadap orang yang salah adalah naif, dan marah terhadap orang yang tepat adalah tercela”. Salah seorang budayawan juga berkata, “Hindari kemarahan, karena akan berakibat penyesalan”
  • Menyadari bahwa memaafkan dan melawan rasa marah yang berkecamuk di dalam diri kita jauh lebih mulia di hadapan Allah daripada mengumbar marah. Karena, memaafkan merupakan satu tanda kemuliaan. Dengan memaafkan, jiwa akan tenang, tubuh pun akan sehat dan terbebas dari penyakit-penyakt yang ditimbulkan oleh emosi.
  • Berwudhu ketika marah. Sejumlah hadits menyinggung soal manfaat wudhu. Salah satunya ialah hadits riwayat Abu Wa’il al-Qash, ia berkata, “Ketika kami mendatangi Urwah ibn Muhammad al-Sa’id, seseorang berbicara kepadanya dan membuatnya marah. Urwah kemudian beranjak pergi dan berwudhu, lalu kembali dan berkata, ‘ayahku meriwayatkan kepadaku dari kakekku, Athiyah, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Amarah itu dari setan dan setan tercipta dari api. Api dipadamkan dengan air. Maka, apabila salah seorang dari kalian terpancing amarah, hendaknya berwudhu’.”
  • Jika sudah terlanjur marah, ucapkanlah,”A’udzu billaahi min al-syaithaan al-rajiim (aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)“, maka kemarahan tersebut Insya Allah akan reda dan hilang.

Yakinkanlah pada diri kita bahwa rasa marah tidak akan dapat mengendalikan diri kita, tetapi justru kita lah yang akan menjadi pengendali dari rasa marah tersebut, karena Allah telah menganugerahi kita kemampuan untuk dapat mengendalikannya. Jadi, yang perlu kita lakukan adalah terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan tersebut, misalnya dengan bersabar dan juga ikhlas.

Terakhir, jangan pernah berhenti untuk selalu mengafirmasi hal-hal positif ke dalam diri kita setiap harinya. Karena, disadari atau tidak, afirmasi-afirmasi positif tersebut nantinya akan membentuk kita menjadi pribadi yang positif pula.

Semoga kita bisa menjadi insan yang terus berubah ke arah yang lebih baik setiap harinya. Aamiin.. Semangaat…! ^_^

Keep Struggle, Keep Hamasaah, Keep Istiqamah

(acr)

Innal minal bayaani lashira

_ Sebagian dari kata itu memiliki daya sihir yang luar biasa _

Daya sihir??? Wah, bahaya dong…

Eits. Tunggu dulu. Daya sihir yang dimaksud di sini ialah suatu daya yang dapat memberikan dorongan besar bagi seseorang, dalam konteks ini ialah daya yang diberikan oleh kata-kata mutiara dan juga motivasi. Meskipun hanya berupa rangkaian kata yang singkat, kata mutiara atau motivasi seringkali dapat memberikan pengaruh yang teramat besar bagi yang membaca dan merenunginya.

Tak dapat dipungkiri pula, kata-kata besar dari orang-orang besar akan menciptakan pribadi-pribadi baru yang berjiwa besar yang siap menjemput kesuksesan besar. Nabi Muhammad SAW contohnya. Kata-katanya yang mengandung perintah, larangan, renungan, dan juga nasehat yang begitu berbobot, telah menghasilkan pribadi-pribadi besar yang telah mengubah wajah dunia.

Berikut ini kami kutipkan kata-kata mutiara dan juga motivasi dari tokoh-tokoh besar Islam dan juga orang-orang shaleh (Insya Allah)  dengan tujuan agar teman-teman semua dapat memetik hikmah darinya, dan di saat yang bersamaan dapat memberikan motivasi pula untuk bisa menjadi insan yang akan terus berubah menjadi lebih baik setiap harinya.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk ‘orang-orang yang apabila mendengarkan kebenaran mereka mengikutinya‘. Dan, semoga kita dibimbing kepada jalan yang dicintai dan diridhai-Nya, Aamiin.

“Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.”  (Salman al Farisi/Az Zuhd, Imam Ahmad)

“Hati hanya akan cenderung tertarik mencintai yang selalu berbuat baik kepadanya. Heran, bagaimana seseorang tidak mencintai Allah Yang satu-satunya selalu berbuat baik kepadanya.” (Abu Mu’az Ar-Razi)

“Tiga yang tidak akan membuat manusia susah; Akhlak yang baik, tak menyakiti orang lain, dan menjauhkan diri dari sikap ragu.” (Anonim)

“Kepuasan seluruh manusia adalah keinginan yang tidak mungkin tercapai.” (Imam Asy-Syafi’i)

“Jangan lupa menghibur hatimu walau hanya sesaat.” (Imam Ad-Daylami)

“Aku menangis bukan karena dosa-dosa yang kuperbuat. Tapi, aku khawatir telah mengerjakan amal yang kelihatannya sederhana. Tapi, ternyata ia begitu mulia di mata Allah.” (Muhammad ibn Al-Munkadir, ulama salaf sesaat menjelang kematiannya)

“Nikahilah (anak) gadismu dengan laki-laki taqwa, jika ia mencintainya ia akan menghormatinya, jika ia marah ia tidak akan menzhaliminya.” (Hasan ibn Ali)

“Imam Ahmad ditanya; ‘Kapan seorang hamba mulai merasakan ketenangan?’. Dia menjawab; ‘Saat pertama kali menapakkan kakinya di surga’.” (Imam Ahmad)

“Hidup di bawah naungan Al-Qur’an adalah suatu nikmat. Nikmatnya tidak dimengerti kecuali oleh orang-orang yang merasakannya.” (Sayyid Quthub)

“Aku yakin bahwa rezekiku tidak tertukar, karena itu hatiku tenang. Aku yakin amalku tidak mungkin digantikan oleh yang lain, karena itu aku semangat beribadah. Aku yakin bahwa Allah mengawasiku, karena itu aku malu bermaksiat. Aku yakin bahwa mati selalu membuntutiku, karena itu aku selalu siap menghadapinya.” (Hasan Al-Bashri)

“Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar buahnya dengan batu, tetapi tetap dibalas dengan buah.” (Abu Bakar As-Siddiq)

“Sungguh, orang mukmin akan sedikit bicara dan banyak kerja, sedang orang munafik banyak bicara dan sedikit kerja” (Abdurrahman Al-Auza’i)

“Jika ada peluang untuk mengerjakan kebaikan, maka lekas-lekaslah Anda kerjakan sebelum datang pemisah antara dirimu dan kebaikan tersebut” (Imam Ahmad ibn Hambal)

Keep Struggle, Keep Hamasaah, Keep Istiqamah

(acr)

Assalamu’alaikum Wr. Wb..

Islamic Center Al-Ijtima’i merupakan lembaga dakwah bagi para mahasiswa/i Universitas Negeri Jakarta di Fakultas Ilmu Sosial. Islamic Center Al-Ijtima’i, atau lebih dikenal dengan nama ICA, bergerak di bawah naungan Lembaga Dakwah Kampus Universitas Negeri Jakarta (LDK UNJ).

Melalui blog ini, ICA akan terus berusaha untuk menyebarluaskan syi’ar Islam, tidak hanya di lingkungan fakultas maupun kampus, tetapi juga di seluruh indonesia. Aamiin. Semoga teman-teman bisa mendapatkan banyak manfaat dari blog ICA ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb..

Keep Struggle, Keep Hamasaah, Keep Istiqamah